source: google image |
Di Indonesia ada banyak sekali suku bangsa yang
tersebar, bahkan hingga ke daerah pedalaman. Salah satunya adalah Suku Anak
Dalam di Jambi, atau yang juga dikenal dengan sebutan Orang Rimba.
Penyebutan terhadap Orang Rimba perlu untuk diketahui
terlebih dahulu, karena ada tiga sebutan terhadap dirinya yang mengandung makna
yang berbeda, yaitu : Pertama KUBU, merupakan sebutan yang paling populer
digunakan oleh terutama orang Melayu dan masyarakat Internasional. Kubu dalam
bahasa Melayu memiliki makna peyorasi seperti primitif, bodoh, kafir, kotor dan
menjijikan. Sebutan Kubu telah terlanjur populer terutama oleh berbagai tulisan
pegawai kolonial dan etnografer pada awal abad ini. Kedua SUKU ANAK DALAM,
sebutan ini digunakan oleh pemerintah melalui Departemen Sosial. Anak Dalam
memiliki makna orang terbelakang yang tinggal di pedalaman. Karena itulah dalam
perspektif pemerintah mereka harus dimodernisasikan dengan mengeluarkan mereka
dari hutan dan dimukimkan melalui program Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing
(PKMT). Ketiga ORANG RIMBA, adalah sebutan yang digunakan oleh etnik ini untuk
menyebut dirinya. Makna sebutan ini adalah menunjukkan jati diri mereka sebagai
etnis yang mengembangkan kebudayaannya yang tidak bisa lepas dari hutan.
Sebutan ini adalah yang paling proposional dan obyektif karena didasarkan
kepada konsep Orang Rimba itu sendiri dalam menyebut dirinya.
Suku Anak Dalam masih berpaham animisme. Mereka
percaya bahwa alam semesta memiliki banyak jenis roh yang melindungi manusia.
Jika ingin selamat, manusia harus menghormati roh dan tidak merusak unsur-unsur
alam, seperti hutan, sungai, dan bumi. Kekayaan alam bisa dijadikan sumber mata
pencarian untuk sekadar menyambung hidup dan tidak berlebihan.Hingga kini suku
Anak Dalam masih mempertahankan beberapa etika khusus.
Nusantara terdiri dari beragam suku bangsa. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2016 yang lalu ada sekitar 1.128 suku
bangsa yang tersebar hingga ke daerah pedalaman Indonesia. Karena keterbatasan
tertentu, memang belum seluruh wilayah di Indonesia bisa dijangkau dengan
transportasi publik, hingga tidak banyak yang mengetahui keberadaan suku-suku
pedalaman, teman-teman.
Suku Kubu, nama lain Suku Anak Dalam
Suku Kubu lebih dikenal dengan Suku Anak Dalam atau
Orang Rimba, merupakan sebuah suku bangsa yang menghuni wilayah sekitar
Sumatera Selatan dan Jambi, meski sebagian besar dari mereka lebih banyak
menetap di Jambi.
Pada tahun 2015 yang lalu, Bapak Presiden Joko Widodo
juga sempat berkunjung ke Jambi dan bertemu serta berinteraksi langsung dengan
Suku Anak Dalam.
Beberapa cerita mengenai asal-usul Suku Anak Dalam
Ada beberapa versi mengenai nenek moyang dari Suku
Anak Dalam. Salah satunya adalah bahwa Suku Anak Dalam sebenarnya berasal dari
Pagaruyung –Sumatera Barat, yang kemudian mengungsi ke Jambi. Sebabnya, Suku
Anak Dalam juga menganut sistem kekerabatan matrilineal (menurut garis
keturunan ibu) seperti orang-orang Minangkabau.
Tapi ada juga versi lain, lo, teman-teman! Misalnya
kisah bahwa pada awalnya nenek moyang Suku Anak Dalam merupakan orang Maalau
Sesat yang lari ke sekitar Taman
Nasional Bukit Duabelas dan akhirnya menetap di sana. Kini, Taman Nasional
Bukit Dua Belas merupakan tempat berlindung bagi Suku Anak Dalam.
Kehidupan Suku Anak Dalam
Umumnya, Suku Kubu atau Suku Anak Dalam hidup dari hasil
berburu. Tapi ada juga yang melakukan kegiatan pertanian. Meski semakin lama
sumber daya alam semakin menipis di alam tempat tinggal mereka, teman-teman.
Kepercayaan Suku Anak Dalam
Sebagian besar dari masyarakat di suku ini masih
menganut animisme –yaitu bahwa setiap benda di muka bumi harus dihargai dan
dihormati. Tapi beberapa waktu yang lalu, ada juga sebagian Suku Anak Dalam
yang beralih dan memeluk agama Islam.
Belajar membaca dan menulis
Ada seorang Bu Guru baik hati yang sering berkunjung ke
wilayah Suku Anak Dalam sejak tahun 1990-an, kemudian mengajari mereka membaca
dan menulis. Bu Guru bernama Butet Manurung itu kemudian mendirikan sebuah
sekolah yaitu Sokola Rimba dan kisahnya kemudian sudah diangkat ke layar lebar
menjadi sebuah film, lo, teman-teman!
Kepercayaan Suku
Anak Dalam
Sebagian besar dari masyarakat di suku
ini masih menganut animisme –yaitu bahwa setiap benda di muka bumi harus
dihargai dan dihormati. Tapi beberapa waktu yang lalu, ada juga sebagian Suku
Anak Dalam yang beralih dan memeluk agama Islam.
0 Komentar